Kader PKI Duduki Jabatan Strategis di Berbagai Tempat? Ini Faktanya
Beredar narasi bahwa kader PKI menduduki jabatan strategis. Narasi ini beredar melalui pesan berantai WhatsApp (WA).
"Pki dimana2 ..pegang... Jabatan... Strategis," bunyi penggalan narasi yang beredar, Minggu 14 Juni 2020.
Narasi ini merujuk pada tautan artikel yang dibagikan secara bersamaan. Tautan artikel itu berjudul "Ramai Kabar Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan Ternyata Cucu Ketua PKI Pertama, Ini Fakta Sebenarnya."Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?Happy Inspire Confuse Sad
Berikut narasi selengkapnya yang beredar melalui WA: "Ramai Kabar Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan Ternyata Cucu Ketua PKI Pertama.
Pantes saja yg kalah dibikin menang, didemo nggak boleh yg turun kejalan dikejar dan ditembaki, rupanya membela sesama kader Komunis...
Pki dimana2 ..pegang... Jabatan... Strategis."
Penelusuran:
Dari penelusuran kami, klaim bahwa kader PKI menduduki jabatan strategis di berbagai tempat, adalah salah. Faktanya, tidak ada informasi valid mengenai hal itu.
Justru tautan artikel yang turut dibagikan secara bersamaan dengan narasi tersebut, memperlihatkan fakta yang berbeda. Artikel yang diterbitkan Jurnal Garut tersebut berisi hasil pemeriksaan fakta.
"Klaim bahwa eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan merupakan keturunan PKI dari Slamet dan Semaun, adalah informasi yang salah dan menyesatkan," tulis Jurnal Garut dalam laporannya pada Sabtu 6 Juni 2020.
Sementara itu, kami dari tim cek fakta Medcom.id, juga pernah mengulas hal senada. Kami mengulasnya dalam artikel berjudul "[Cek Fakta] Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan yang Kena OTT KPK Cucu Gembong PKI? Ini Faktanya".
"Klaim bahwa Wahyu Setiawan adalah cucu dari Semaun, gembong PKI, adalah salah," seperti yang tertulis dalam laporan Medcom.id pada Senin 13 Januari 2020.
Kesimpulan:
Klaim bahwa sejumlah kader PKI menduduki jabatan strategis di berbagai tempat, adalah salah. Faktanya, tidak ada informasi valid mengenai hal itu.
Informasi ini masuk dalam kategori hoaks jenis false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
"Pki dimana2 ..pegang... Jabatan... Strategis," bunyi penggalan narasi yang beredar, Minggu 14 Juni 2020.
Narasi ini merujuk pada tautan artikel yang dibagikan secara bersamaan. Tautan artikel itu berjudul "Ramai Kabar Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan Ternyata Cucu Ketua PKI Pertama, Ini Fakta Sebenarnya."Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?Happy Inspire Confuse Sad
Berikut narasi selengkapnya yang beredar melalui WA: "Ramai Kabar Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan Ternyata Cucu Ketua PKI Pertama.
Pantes saja yg kalah dibikin menang, didemo nggak boleh yg turun kejalan dikejar dan ditembaki, rupanya membela sesama kader Komunis...
Pki dimana2 ..pegang... Jabatan... Strategis."
Penelusuran:
Dari penelusuran kami, klaim bahwa kader PKI menduduki jabatan strategis di berbagai tempat, adalah salah. Faktanya, tidak ada informasi valid mengenai hal itu.
Justru tautan artikel yang turut dibagikan secara bersamaan dengan narasi tersebut, memperlihatkan fakta yang berbeda. Artikel yang diterbitkan Jurnal Garut tersebut berisi hasil pemeriksaan fakta.
"Klaim bahwa eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan merupakan keturunan PKI dari Slamet dan Semaun, adalah informasi yang salah dan menyesatkan," tulis Jurnal Garut dalam laporannya pada Sabtu 6 Juni 2020.
Sementara itu, kami dari tim cek fakta Medcom.id, juga pernah mengulas hal senada. Kami mengulasnya dalam artikel berjudul "[Cek Fakta] Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan yang Kena OTT KPK Cucu Gembong PKI? Ini Faktanya".
"Klaim bahwa Wahyu Setiawan adalah cucu dari Semaun, gembong PKI, adalah salah," seperti yang tertulis dalam laporan Medcom.id pada Senin 13 Januari 2020.
Kesimpulan:
Klaim bahwa sejumlah kader PKI menduduki jabatan strategis di berbagai tempat, adalah salah. Faktanya, tidak ada informasi valid mengenai hal itu.
Informasi ini masuk dalam kategori hoaks jenis false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.