Astagfirulloh!! Padahal Korban Kecelakaan Remaja Ini Ditetapkan PDP C0r0na
Seorang mahasiswa berinisial AM (20) dijadikan Pasien Dalam pengawasan (PDP) oleh pihak Rumah Sakit Labuang Baji Makassar usai mengalami kecelakaan lalu lintas di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Selasa (2/6/2020). Rahma, ibu dari AM mengaku terkejut ketika mendapatkan kabar anaknya langsung dijadikan PDP Covid-19 usai dirujuk ke Makassar.
Padahal, kata Rahma, anaknya hanya mengalami luka di bagian kepala akibat kecelakaan tersebut. “Anak saya kan kecelakaan motor. Pada saat kita minta rujukan, pihak RS Jeneponto itu menunjukkan RS Labuang Baji Makassar, alasannya RS
“Anak saya kan kecelakaan motor. Pada saat kita minta rujukan, pihak RS Jeneponto itu menunjukkan RS Labuang Baji Makassar, alasannya RS Jeneponto itu tidak bisa menindaklanjuti karena peralatannya kurang memadai,” kata Rahma saat dihibungi melalui telepon, Jumat (5/5/2020).
Rahma mengatakan, kini anaknya tersebut sesang diisolasi di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Dia bersama keluarganya juga sudah berada di Rumah Sakit Labuang Baji untuk menemui pimpinan rumah sakitdan meminta anaknya untuk dikeluarkan dari ruang isolasi.
“Ketika dirujuk di sini kenapa tiba-tiba anak saya dimasukkan ke ruang isolasi. Saya tidak setuju karena anak saya kan korban kecelakaan,” imbuh Rahma.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Labuang Baji Makassar Mapptoba mengatakan, pihaknya menjadikan AM sebagai PDP Covid-19 lantaran saat diperiksa melalui foto thoraks, ada gejala infeksi di dalam paru-paru AM.
“Kami sudah menjelaskan kedua orangtuanya mengenai penyakit yang diderita AM sehingga dijadikan sebagai PDP Covid-19,” ujarnya. Menurut Mappatoba, pihak rumah sakit sudah mengikuti ketentuan yang diterapkan pemerintah dalam menetapkan status PDP terhadap seseorang. “Prosedur RS pada saat diperiksa bukan cuma itu, diperiksa keseluruhan, juga diperiksa thoraks di laboratorium. Hasilnya indikasi dia punya paru-paru ada infeksi, makanya dianjurkan untuk dirawat (diisolasi),” kata Mappatoba.
Mappatoba mengatakan. kedua orangtua AM pun kini telah mengerti dan menerima anaknya untuk diisolasi di rumah sakit. Dalam pertemuan tersebut, Mappatoba berjanji akan menjaga dan merawat AM, hingga dinyatakan sembuh dari penyakitnya.
“Ini barusan mamanya dan bapaknya keluar dari ruangan saya. Dia tidak mengerti bahwa ini anaknya kita mau jaga baik-baik tapi dia mau kasi pulang. Saya bilang kalau ibu mau kasi pulang tidak ada masalah tapi kalau nanti sampai di rumah dia menularkan orang lain tanggung sendiri,” ujar Mappatoba
Padahal, kata Rahma, anaknya hanya mengalami luka di bagian kepala akibat kecelakaan tersebut. “Anak saya kan kecelakaan motor. Pada saat kita minta rujukan, pihak RS Jeneponto itu menunjukkan RS Labuang Baji Makassar, alasannya RS
“Anak saya kan kecelakaan motor. Pada saat kita minta rujukan, pihak RS Jeneponto itu menunjukkan RS Labuang Baji Makassar, alasannya RS Jeneponto itu tidak bisa menindaklanjuti karena peralatannya kurang memadai,” kata Rahma saat dihibungi melalui telepon, Jumat (5/5/2020).
Rahma mengatakan, kini anaknya tersebut sesang diisolasi di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Dia bersama keluarganya juga sudah berada di Rumah Sakit Labuang Baji untuk menemui pimpinan rumah sakitdan meminta anaknya untuk dikeluarkan dari ruang isolasi.
“Ketika dirujuk di sini kenapa tiba-tiba anak saya dimasukkan ke ruang isolasi. Saya tidak setuju karena anak saya kan korban kecelakaan,” imbuh Rahma.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Labuang Baji Makassar Mapptoba mengatakan, pihaknya menjadikan AM sebagai PDP Covid-19 lantaran saat diperiksa melalui foto thoraks, ada gejala infeksi di dalam paru-paru AM.
“Kami sudah menjelaskan kedua orangtuanya mengenai penyakit yang diderita AM sehingga dijadikan sebagai PDP Covid-19,” ujarnya. Menurut Mappatoba, pihak rumah sakit sudah mengikuti ketentuan yang diterapkan pemerintah dalam menetapkan status PDP terhadap seseorang. “Prosedur RS pada saat diperiksa bukan cuma itu, diperiksa keseluruhan, juga diperiksa thoraks di laboratorium. Hasilnya indikasi dia punya paru-paru ada infeksi, makanya dianjurkan untuk dirawat (diisolasi),” kata Mappatoba.
Mappatoba mengatakan. kedua orangtua AM pun kini telah mengerti dan menerima anaknya untuk diisolasi di rumah sakit. Dalam pertemuan tersebut, Mappatoba berjanji akan menjaga dan merawat AM, hingga dinyatakan sembuh dari penyakitnya.
“Ini barusan mamanya dan bapaknya keluar dari ruangan saya. Dia tidak mengerti bahwa ini anaknya kita mau jaga baik-baik tapi dia mau kasi pulang. Saya bilang kalau ibu mau kasi pulang tidak ada masalah tapi kalau nanti sampai di rumah dia menularkan orang lain tanggung sendiri,” ujar Mappatoba